Makalah Sifat Fisika Tanah
PROFIL TANAH
NAMA : KUMALASARI
NPM : 0410088912
PRODI
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS PEKALONGAN
2015
PROFIL TANAH
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah
hirobbil’alamin, puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya kepada penyusun, sehingga penyusun
dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan pada waktu yang telah
ditentukan. Makalah ini
disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Dasar Ilmu Tanah tentang “PROFIL TANAH”.
Tim penyusun tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada Dosen Pembimbing dan teman-teman fakultas
pertanian serta semua
pihak yang terlibat dalam penyusunan makalah ini. Akhirnya tim penyusun
menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna. Untuk itu tim penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, sehingga
makalah ini bisa bermanfaat untuk pembaca.
Pekalongan, Februari 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL................................................................................... i
KATA
PENGANTAR...................................................................................... ii
DAFTAR
ISI.................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1 Latar Belakang....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan.................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN............................................................................... 2
A.
Pengertian Profil Tanah............................................................... 2
B.
Manfaat
Profil Tanah................................................................... 10
C.
Proses
Pembentukan Profil Tanah............................................... 12
BAB II PENUTUP 14
A.
Kesimpulan.................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 15
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latarbelakang Masalah
Tanah
adalah lapisan nisbi tipis pada permukaan kulit. Tanah bervariasi dari satu
tempat ke tempat yang lain, karena keaneka ragaman ini, maka tanah dapat
dipandang sebagai kumpulan individu-individu tanah. Pembentukan tanah dari
bongkahan bumi mulai dari proses-proses pemecahan atau penghancuran dimana
bahan induk berkeping-keping secara halus. Tiap tanah berkembang secara baik
dan masih dalam keadaan asli akan mempunyai sifat profil yang khas. Sifat-sifat
ini yang dipakai dalam klasifikasi dan penjarangan tanah yang sangat besar
manfaatnya dalam menentukan pendapat tentang tanah dan sifat-sifat profil.
Tanah
begitu berarti bagi manusia sebagai sumber penghidupan manusia sehingga
muncullah istilah Soil Science atau
ilmu tanah yaitu ilmu yang berhubungan dengan tanah sebagai sumber penghidupan
pada permukaan bumi yang mencakup pembentukan tanah serta klasifikasi dan
pemetaan berdasarkan sifat-sifat fisika, kimia hayati dan kesuburan tanah
dimana sifat-sifat ini berkaitan dengan pengolahan bagi produksi tanaman.
2. Rumusan Masalah
Rumusan
masalah pada makalah ini adalah:
1. Apakah
pengertian Profil Tanah?
2. Bagaimanakah
manfaat dari Profil Tahan?
3. Bagaimana
Proses Pembentukan Profil Tanah?
3. Tujuan penulisan
Tujuan
penulisan makalah ini adalah :
1. Untuk
mengetahui pengertian profil tanah
2. Untuk
mengetahui manfaat dari profil tanah.
3. Untuk
mengetahui proses Pembentukan Profil Tanah.
4. Untuk
memenuhi Tugas Matakuliah Dasar Ilmu Tanah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Profil Tanah
Profil tanah merupakan irisan issal tanah
dari lapisan paling atas sampai pada lapisan batuan induk tanah (issal).
Syarat-syarat profil tanah :
1. Tegak (issal)
2. Baru
3. Tidak terkena sinar matahari
langsung
4. Tidak tergenang air
5. Mewakili tapak sekeliling
Tiap tanah di cirikan oleh susunan horizon
tertentu. Secara umum dapat di sebutkan bahwa setiap profil tanah terdiri
atas dua atau lebih horizon utama. Tiap horizon dapat dibedakan
berdasarkan warna, tekstur, struktur dan sifat morfologis lainnya.
Sifat-sifat
Tanah
a.
WARNA TANAH
Warna tanah merupakan salah
satu sifat yang mudah dilihat dan menunjukkan sifat dari tanah tersebut. Warna
tanah merupakan campuran komponen lain yang terjadi karena mempengaruhi
berbagai faktor atau persenyawaan tunggal. Urutan warna tanah adalah hitam,
coklat, karat, abu-abu, kuning dan putih (Syarief, 1979).
Warna tanah dengan akurat
dapat diukur dengan tiga sifat-sifat prinsip warnanya. Dalam menentukan warna
cahaya dapat juga menggunakan Munsell Soil Colour Chart sebagai pembeda warna tersebut. Penentuan ini meliputi
penentuan warna dasar atau matrik, warna karatan atau kohesi dan humus. Warna
tanah penting untuk diketahui karena berhubungan dengan kandungan bahan organik
yang terdapat di dalam tanah tersebut, iklim, drainase tanah dan juga
mineralogi tanah (Thompson dan Troen, 1978).
Mineral-mineral yang terdapat
dalam jumlah tertentu dalam tanah kebanyakan berwarna agak terang (light).
Sebagai akibatnya, tanah-tanah itu berwarna agak kelabu terang, jika terdiri
dari mineral-mineral serupa itu yang sedikit mengalami perubahan kimiawi. Warna
gelap pada tanah umumnya disebabkan oleh kandungan tinggi dari bahan organik
yang terdekomposisi, jadi, dengan cara praktis persentase bahan organik di
dalam tanah diestimasi berdasarkan warnanya. Bahan organik di dalam tanah akan
mengahsilkan warna kelabu gelap, coklat gelap, kecuali terdapat pengaruh
mineral seperti besi oksida ataupun akumulasi garam-garam sehingga sering
terjadi modifikasi dari warna-warna di atas.
b.
TEKSTUR
Tekstur
tanah adalah perbandingan relatif dalam persen (%) antara fraksi-fraksi pasir,
debu dan liat. Tekstur erat hubungannya dengan plastisitas, permeabilitas,
keras dan kemudahan, kesuburan dan produktivitas tanah pada daerah geografis
tertentu
(Hakim et
al, 1986).
Tekstur tanah adalah perbandingan relatif berbagai golongan besar, partikel
tanah dalam suatu massa tanah terutama perbandingan relatif suatu fraksi liat,
debu dan pasir. Tekstur dapat menentukan tata air dalam tanah berupa akecepatanm
infiltrasinya, penetrasi setta kemampuan mengikat air (Kartosapoetra, 1988).
Jika
beberapa contoh tanah ditetapkan atau dianalisa di laboratorium, maka hasilnya
selalu memperlihatkan bahwa tanah itu mengandung partikel-partikel yang
beraneka ragam ukurannya, ada yang berukuran koloi, sangat halus, halus, kasar
dan sangat kasar. Partikel-partikel ini telah dibagi ke dalam grup atau kelompok-kelompok
atas dasar ukuran diameternya, tanpa memandang komposisi kimianya, warna, berat
atau sifat lainnya. Kelompok partikel ini pula disebut dengan “separate tanah”.
Analisa partikel laboratorium dimana partikel-partikel tanah itu dipisahkan
disebut analisa mekanis. Dalam analisa ini ditetapkan distribusi menurut
ukuran-ukuran partikel tanah (Hakim et al, 1986).
Tekstur
tanah sangat berpengaruh terhadap kemampuan daya serap air, ketersediaan air di
dalama tanah, besar aerasi, infiltrasi dan laju pergerakan air (perkolasi).
Dengan demikian maka secara tidak langsung tekstur tanah juga dapat mempengaruhi
perkembangan perakaran dan pertumbuhan tanaman serta efisien dalam pemupukan.
Tekstur dapat ditentukan dengan metode, yaitu dengan metode pipet dan metode
hydrometer, kedua metode tersebut ditentukan berdasarkan perbedaan kecepatan
air partikel di dalam air (Hakim et al, 1986).
c. STRUKTUR
Struktur
tanah digunakan untuk menunjukkan ukuran partikel-partikel tanah seperti pasir
, debu dan liat yang membentuk agregat satu dengan yang lainnya yang dibatasi
oleh bidang belah alami yang lemah. Agregat yang terbentuk secara alami disebut
dengan ped. Struktur yang daapat memodifikasi pengaruh tekstur dalam
hubungannya dengan kelembaban porositas, tersedia unsur hara, kegiatan jasad
hidup dan pengaruh permukaan akar.
Tipe struktur terdapat empat
bentuk utamanya yaitu :
a. Bentuk lempung
b. Bentuk prisma
c. Bentuk gumpal
d. Bentuk spheroidel atau bulat
Struktur tanah dapat memodifikasi pengaruh tekstur dalam hubungannya dalam
kelembaban, porositas, tersedianya unsur hara, kegiatan jasad hidup dan
pertumbuhan akar. Struktur lapisan olah dipengaruhi oleh praktis dan di mana
aerasi dan drainase membatasi pertumbuhan tanaman, sistem pertanaman yang mampu
menjaga kemantapan agregat tanah akan memberikan hasil yang tinggi bagi
produksi pertanian (Hakim et al., 1986)
Horison Tanah
Horizon tanah adalah lapisan tanah yang kurang
lebih sejajar dengan permukaan bumi dan mempunyai issa-ciri tertentu
(khas). Profil dari tanah yang berkembang lanjut biasanya memiliki issal-horison
tanah. Pembentukan lapisan atau perkembangan horizon dapat membangun tubuh
alam yang di sebut tanah. Profil dari tanah mineral yang telah
berkembang lanjut biasanya memiliki horizon-horizon sebagai berikut :
Lapisan tanah atas (top soil) terdiri dari:
(1) issal O, dan (2) issal A. Lapisan tanah bawah (sub soil) terdiri dari: (1) issal
E, dan (2) issal B. Solum tanah meliputi: (1) lapisan tanah atas, dan (2)
lapisan tanah bawah.
1) Horizon O
Horizon O merupakan
horizon bagian atas, lapisan tanah issal, yang terdiri dari humus daun dan
alas. Utamanya dijumpai pada tanah-tanah hutan yang belum terganggu. Merupakan issal
issal yang terbentuk di atas lapisan tanah mineral. Horison issal merupakan
tanah yang mengandung bahan issal > 20% pada seluruh penampang tanah, tanah
mineral biasanya kandungan bahan issal kurang dari 20% karena sifat-sifatnya
didominasi oleh bahan mineral.
Ada 2 jenis issal O yaitu :
a) O1
: bentuk asli sisa-sisa tanaman masih terlihat.
b) O2 :
bentuk asli sisa-sisa tanaman tidak terlihat.
2)
Horizon A
Horizon A merupakan issal
di permukaan yang tersusun oleh campuran bahan issal dan bahan mineral. Horizon
A juga disebut sebagai issal eluviasi (pencucian). Ada 3 jenis issal A, antara
lain :
a) A1
: bahan mineral campur dengan humus dan berwarna gelap.
b) A2 :
issal dimana terjadi pencucian (aluviasi) maksimum terhadap liat Fe, Al dan
bahan issal.
c) A3
: issal peralihan A ke B, lebih menyerupai A
3)
Horizon E
Merupakan lapisan
warna terang dalam hal ini adalah lapisan bawah dan di atas A Horizon B
Horizon. Hal ini terdiri dari pasir dan lumpur, setelah kehilangan sebagian
besar dari tanah liat dan mineral sebagai bertitisan melalui air tanah (dalam
proses issall). Lapisan Eluviasi atau Horison Eluviasi adalah issal
yang telah mengalami proses eluviasi (pencucian) sangat intensif sehingga kadar
bahan issal tanah, liat silikat, Fe dan Al rendah tetapi kada pasir dan debu
kuarsa (seskuoksida) serta mineral resisten lainnya tinggi, sehingga berwarna
agak terang.
4)
Horizon B
Horison B adalah issal
illuvial atau issal pengendapan sehingga terjadi akumulasi dari bahan-bahan
yang tercuci dari issal diatasnya. Horison iluviasi (penimbunan) dari
bahan-bahan yang tercuci di atasnya (liat, Fe, Al, bahan issal). Ada 3 Jenis
Horison B, yaitu :
a) B1
: peralihan dari A ke B, lebih menyerupai B
b) B2 :
penimbunan (iluviasi) maksimum liat, Fe dan Al oksida, kadang-kadang bahan issal.
c) B3
: peralihan B ke C, lebih menyerupai B.
5)
Horizon C
Horison C adalah lapisan
tanah yang bahan penyusunnya masih serupa dengan batuan induk I atau belum
terjadi perubahan. Horison C disebut juga dengan regolith: di lapisan
bawah dan di atas Horizon B R Horizon. Terdiri dari sedikit rusak bedrock-up.
Tanaman akar tidak menembus ke dalam lapisan ini, sangat sedikit bahan issal
yang ditemukan di lapisan ini.
6)
Horizon R
Batuan induk tanah I
merupakan bagian terdalam dari tanah dan masih berupa batuan.
Dalam profil tanah
terdapat 4 batas peralihan horizon yang terlihat secara visual dalam beberapa
kategori, yaitu :
a) Batas
issal nyata, apabila peralihan kurang dari 2,5 cm,
b) Batas issal
jelas, apabila peralihan terjadi dengan jarak berkisar antara 2,5 cm sampai 6,5
cm,
c) Batas issal berangsur,
apabila peralihan terjadi dengan jarak berkisar antara 6,5 cm sampai 12,5 cm,
dan
d) Batas issal
baur, apabila peralihan terjadi dengan jarak lebih dari 12,5 cm.
Bentuk topografi dari
batas harison dalam profil tanah yang terlihat secara visual dibagi dalam 4
kategori, yaitu: (1) bentuk topografi datar, (2) berombak, (3) tidak teratur,
dan (4) terputus.
Gambar Batas issal yang
nyata terjadi pada peralihan dari issal A ke issal B, dan batas issal yang
jelas terjadi pada peralihan antara issal B ke issal C. Kedua batas terswebut
bertopografi datar.
Gambar Bentuk topografi
bergelombang dari batas issal yang terjadi antara issal B dengan issal C dalam
system tanah.
Faktor-faktor Perkembangan Profil Tanah
Profil tanah bisa
mengalami perkembangan, hal ini diakibatkan oleh adanya issal-faktor, seperti :
a.
Iklim
Faktor iklim merupakan
issal yang paling menentukan dalam perkembangan profil tanah, oleh karenanya
karakteristik umum suatu tanah sangat tergantung pada perubahan kondisi
iklimnya.
b.
Tekstur tanah
Tekstur tanah
menunjukkan kasar halusnya dari fraksi tanah halus. Berdasar atas
perbandingan anyaknya butir-butir pasir, debu, liat maka tanah dikelompokkan
kedalam beberapa kelas tekstur. Dalam klasifikasi tanah tingkat issal kasar
halusnya tanah ditunjukkan dalam kelas sebaran besar butir yan mencakup seluruh
tanah. Kelas besar butir merupakan penyederhanaan dari kelas tekstur tanah
tetapi dengan memperhatikan pula banyaknya fragmen batuan atau fragsi tanah
yang lebih besar dari pasir. Tanah-tanah bertekstur liat ukuran butienya lebuh
halus maka setiap satuan berat mempunyai luas luas permukaan yang lebih besar
sehingga kemampuan menahan air dan menyediakan issal hara tinggi. Tanah yang
bertekstur halus lebih aktif dalam reaksi kimia daripada tanah bertekstur kasar
c.
Struktur Tanah
Struktur tanah merupakan
gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur ini terjadi karena
butir pasir, debu, liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan
issal oksida-oksida besi dan lain-lain. Tingkat perkembangan struktur
ditentukan berdasarkan atas kemantapan atau ketahanan bentuk struktur tanah
tersebut terhadap tekanan. Didaerah curah hujan tinggi seperti pada profil dalam
dan dangkal umunya ditemukan struktur remah atau granular dipermukaan dan
gumpal di issal bawah. Hal ini sesuai dengan jenis tanah dan tingkat kelembaban
tanah. Tanah-tanah dipermukaan banyak mengandung humus biasanya mempunyai
tingkat perkembangan yang kuat.
d.
Warna tanah
Warna tanah merupakan
petujuk beberapa sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa issal
yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna permukaan tanah
pada umumnya oleh perbedaan bahan issal. Makin tinggi kandungan bahan issal,
warna tanah makin gelap. Bahan issal issal warna kelabu, kelabu tua atau coklat
tua pada tanah kecuali bila bahan dasarnya tertentu sperti oksida dan besi atau
penimbunan garam memodifikasi warna. Akan tetapi banyak tanah tropika
dengan kandungan oksida (issal) yang tiggi berwarna merah, bahkan dengan
sejumlah besar bahan issal.
e.
Batas lapisan tanah
Batas lapisan dengan
lapisan lainnya dalam suatu profil tanah dapat terlihat jelas atau baur. Dalam
pengamatan di lapangan ketajaman peralihan lapisan-lapisan ini dibedakan
kedalam beberapa tingkatan yaitu nyata (lebar peralihan kurang dari 2,5 cm),
jelas (lebar peralihan 2,5 – 6,5 cm) dan baur (lebar peralihan lebih dari
12,5 cm). disamping itu entuk topografi dari batas issal tersebut dapat rata,
berombak, tidak teratur atau terputus.
Dalam setiap tanah
mempunyai lapisan yang berbeda yaitu:
Pada lapisan 1
pada profil dalam mempunyai kedalaman 0-22 cm, dan warna cokelat
kehitaman, warna gelap tersebut terjadi karena dipengaruhi oleh kandungan bahan
organic yang tinggi yang terdekomposisi karena didalamnya bahan organic terjadi
peristiwa immobilisasi, dimana ion Ee, al dan Mn berpengaruh besar dala
perombakan bahan organic sehingga ion –ion tersebut mudah difiksasi oleh ion
P. penyebab lainnya adalah adanya perbedaan nyata dari sifat tetraktif (
aksi pembiasan cahaya ) kompojen padatan tanah dan udara.
Lapisan 2 atau
lapisan yang dilihat berdasarkan struktur yaitu lapisan yang di beri symbol BT,
dengan kedalaman 22-32 cm dan memiliki warna cokelat yang sedkit gelap.
Lapisan BT atau lapisan utamanya B atau suatu horizon peralihan antara
horizon B dan A1 atau antara horizon B dengan A2, yang watak horizon ini di
rajai oleh watak atau sifat horizon B2 di bawahnya.
Lapisan 3 dengan
symbol BW yang merupaka horizon-horizon issal, terbentuk atau berdekatan dengan
permukaan tanah sebagai tempat pelonggokan bahan issal.
Lapisan 4 yaitu
dengan symbol BC atau biasa di sebut sebagai lapisan transisi. Dapat
merupakan peralihan antara horizon B dan C, dimana watak penciri horizon B2
diatasnya terlihat jelas tetapi berasosiasi dengan issa watak horizon B2.
Pada lapisan ke empat ini terletak diantara 60-120 cm, dan mempunyai warna yang
lebih terang daripada ketiga lapisan di atasnya.
Ada beberapa kondisi
yang menghambat perkembangan profil tanah, seperti :
a. Curah
hujan rendah (pelapukan rendah, material terlarut yang tercuci sedikit)
b. Kelembaban
issal rendah (pertumbuhan mikroorganisme seperti alga, fungi, issal rendah)
c. Bahan
induk mengandung sodium karbonat atau lime yang tinggi (material tanah rendah
mobilitasnya)
d. Bahan
induk mengandung kuarsa yang tinggi dengan kandungan debu dan clay rendah
(pelapukan lambat, gerakan koloid rendah)
e. Kandungan
clay tinggi (aerasi jelek, pergerakan air lambat)
f. Bahan
induk resisten issal quartzite (pelapukan lambat)
g. Kelerengan
tinggi (erosi menyebabkan hilangnya lapisan top soil; pengambilan air tanah
rendah)
h. Tingginya
air tanah (pencucian rendah, laju pelapukan rendah)
i. Suhu
dingin (semua proses pelapukan dan aktivitas mikrobia lambat)
j. Akumulasi
material secara konstan (material baru menyebabkan perkembangan tanah menjadi
baru)
k. Erosi
air dan angin yang berat (tereksposnya material baru )
l. Pencampuran
oleh binatang dan manusia (pengolahan tanah, penggalian) akan meminimalisir
pergerakan koloid ke bagian tanah lebih dalam.
B.
Kegunaan Profil Tanah
Pemahaman yang mendalam
mengenai profil tanah akan membantu dalam pemanfaatan berikut:
1)
Mengetahui kedalaman lapisan olah tanah (top soil), lapisan dalam
tanah (sub soil) dan solum tanah, sehingga membantu dalam menetapkan jenis
tanaman yang sesuai untuk ditanam pada tanah tersebut. Tanah dengan kedalaman
lapisan olah berkisar 20 cm sesuai untuk ditanaman tanaman padi, kedelai,
kacang tanah dan jagung, tetapi tidak sesuai untuk ditanaman dengan tanaman
perkebunan yang berakar dalam. Begitu juga sebaliknya.
2)
Kelengkapan atau differensiasi issal-horison pada profil yang
mencirikan tingkat perkembangan tanah dan umur tanah. Semakin lengkap atau
semakin berdifferensiasi horizon- horizon tanah berarti semakin tua umur tanah
tersebut, apabila differensiasi horizon tanah berkurang atau baur tanah
mengalami erosi.
3)
Warna tanah yang menunjukkan kondisi aerob (warna terang) atau
anaerob (berwarna kelabu) dan tingginya kadar kadungan bahan issal tanah
(berwarna hitam/gelap), sehingga diketahui tingkat kesuburan tanah. Kesuburan tanah bisa
diukur berdasarkan beberapa issal kesuburan tanah. Beberapa issal kesuburan
tanah yang biasa digunakan oleh para ahli tanah antara lain adalah : kapasitas issal,
tingkat kejenuhan basa, kandungan liat dan kandungan bahan issal.
Kapasitas
Absorbsi dihitung dengan milli equivalent, adalah kemampuan tanah untuk
mengikat atau menarik suatu kation oleh partikel-partikel issal tanah
(partikel issal itu terdiri dari liat dan issal), dan ini secara langsung
mencerminkan kemampuan tanah melakukan aktifitas pertukaran hara dalam bentuk
kation. Semakin tinggi nilai kapasitas issal, maka tanah dikatakan kesuburannya
semakin baik, yang biasanya susunan kationnya didominasi oleh issal K (Kalium),
Ca (Calsium) dan Mg (Magnesium), sehingga nilai Ph tanah normal (berkisar 6,5).
Kejenuhan
Basa, nilainya dalam bentuk persen, mencerminkan akumulasi susunan kation.
Peningkatan nilai persen kejenuhan basa mencerminkan semakin tingginya
kandungan basa-basa tanah pada posisi nilai Ph tanah yang menyebabkan nilai
kesuburan kimiawi optimal secara menyeluruh. Nilai kesuburan kimiawi secara
sederhana dicermnkan oleh nilai Ph, karena nilai Ph akan mampu mempengaruhi dan
mencerminkan aktifitas kimiawi sekaligus aktifitas biologis dan kondisi fisik
di dalam tanah.
Kandungan
liat, merupakan ukuran kandungan partikel issal tanah. Partikel dengan ukuran
ini (issal) akan mempunyai luas permukaan dan ruang pori tinggi sehingga
mempunyai kemampuan issal juga tinggi serta diikuti kemampuan saling tukar yang
tinggi pula diantara partikel issal. Kemampuan issal ini bisa untuk air maupun
zat hara, sehingga menjadi cermin peningkatan kesuburan tanah. Namun jika
kandungan liat pada komposisi dominan atau tinggi menjadi tidak ideal untuk
budidaya maupun pengolahan tanah. Kandungan liat yang tinggi menyebabkan
perkolasi, inlfiltrasi, permeabilitas, aerasi tanah menjadi lebih rendah
sehingga menyulitkan peredaran air dan udara.
Kandungan
bahan issal merupakan issal paling penting dan menjadi kunci dinamika kesuburan
tanah. Bahan issal mempunyai peran yang multifungsi, yaitu mampu merubah sifat
fisik, sifat kimia dan sifat biologi tanah. Selain itu bahan issal juga mampu
berperan mengaktifkan persenyawaan yang ditimbulkan dari dinamikanya sebagai
ZPT (zat pengatur tumbuh), sumber Enzim (katalisator reaksi-reaksi persenyawaan
dalam issall kehidupan) dan Biocide (obat pembasmi penyakit dan hama dari bahan
issal). Bahan issal dikatakan mampu merubah sifat fisik tanah, karena kondisi
fisik tanah yang keras/liat (pejal) akan dapat berubah menjadi tanah yang
gembur oleh adanya bahan issal. Akibatnya porositas dan permeabilitas tanah
semakin baik sehingga aerasi udara meningkat, ini bermanfaat untuk menghindari
kejenuhan air yang menyebabkan kebusukan akar.
C.
Proses Pembentukan Profil
Tanah
Faktor-faktor Pembentuk Tanah
Lima faktor yang
mengontrol pembentukan dan perkembangan tanah (Jenny,1941), yaitu: bahan induk,
iklim, organisme, relief dan waktu. Dalam kenyataannya ada
interdependensi antar faktor, misalnya antara organisme dan iklim. Iklim dan
organisme merupakan faktor pembentuk tanah yang aktif, sedangkan bahan induk
adalah faktor pasif.
Bahan
Induk Tanah
Tanah terbentuk dari
bahan batuan yang mengalami fragmentasi dan proses pelapukan (fragmented
rock material). Fragmented rock material dapat tetap di atas bedrock asal
sebagai bahan yang relatif tidak padu (uncosolidated material)
atau in situ, tapi kebanyakan telah tererosi dan
ditransportasikan baik oleh air, angin, es atau gravitasi ke lain tempat
membentuk deposit (debris mantles). Bahan-bahan deposit tak padu inilah
(bukan solid bedrock) yang umumnya disebut sebagai bahan induk tanah (soil
parent materials). Tanah bersama dengan debris atau bedrock yang terlapuk
di bawahnya disebut sebagai regolith.Bahan yang merupakan asal tanah
disebut sebagai BAHAN INDUK. Sedikit tanah yang berkembang secara langsung dari
batuan di bawahnya. Kebanyakan tanah berkembang dari bahan-bahan dari tempat
lain. Bahan-bahan di bagian bawah tanah biasan.
Oleh karena batuan tersusun atas mineral-mineral yang beragam serta
berbeda ketahanannya terhadap pelapukan, maka mineralogi bahan induk sangat
berpengaruh atas laju perkembangan tanah, tipe produk pelapukan, komposisi
mineral dari tanah, dan kesuburan kimia tanah.
Iklim
Tanah bervariasi
bergantung dari iklim. Suhu dan kelembaban menyebabkan perbedaan dalam
pelapukan (weathering) dan pelindian (leaching). Sedangkan angin
mendistribusikan pasir dan partikel lainnya terutama di daerah iklim arid.
Jumlah, intensitas, waktu dan macam dari presipitasi mempengaruhi pembentukan
tanah. Perubahan suhu musiman dan harian mempengaruhi kelembeban, aktifitas
biologi, laju reaksi kimia dan tipe vegetasi. Faktor yang sangat
berpengaruh atas pembentukan tanah. Iklim berpengaruh langsung terhadap
pembentukan tanah melalui suhu dan curah hujan, dan secara tidak langsung
melalui pengaruhnya atas vegetasi (organisme) dan berinteraksi dengan bentuk
lahan (relief) dalam mempengaruhi hubungan air dan tanah.
Organisme
Organisme
mempengaruhi proses pembentukan dan perkembangan tanah dengan berbagai macam
cara. Penyebaran flora dan fauna tergantung sebagian besar kepada iklim,
topografi, dan pengaruh bahan induk pengaruh organisme sulit dipisahkan
dari pengaruh lainnya.Tetapi, pengaruh vegetasi tampak dalam perbedaan bahan
organik antara hutan dan padang rumput. Pada hutan, input BO terbanyak pada
permukaan tanah (mor humus), sedang pada rumput, penambahan BO juga terjadi
pada tanah bawah dan tercampur dengan bahan mineral tanah (mull humus) oleh aktifitas
fauna tanah.
Relief
Ada 3
jalur utama pengeruh relief atas pembentukan tanah:
a. pengaruh
kelerengan atas jeluk tanah
b. modifikasi
pengaruh iklim
c. mempengaruhi
hubungan kelembaban
Waktu
Pelapukan dan proses pembentukan
tanah (pedogenesa) terjadi dalam waktu yang lama. Tahap awal terjadi
pencampuran bahan organik dan perubahan kimia dan mineralogi pada bahan induk,
selanjutnya perubahan kimia, mineralogi dan fisika tanah, sehingga membentuk
horison yang jelas, hingga dapat mencapai keadaan steady state, yaitu keadaan
tanah yang tidak berubah dalam waktu yang lama.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Profil tanah merupakan
irisan lapisan vertical tanah yang digunakan untuk mengetahui jenis lapisan
tanah yang ada di bumi mulai dari lapisan atas sampai pada lapisan batuan
induk. Dalam profil tanah juga membahas mengenai horizon-horison tanah dan
faktor-faktor yang menentukan perkembangan profil tanah yang akan memudahkan
kita untuk memahami tentang profil tanah.
Profil tanah ini berguna
untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah, mengetahui tingkat perkembangan tanah
dan umur tanah serta untuk mengetahui umur tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Diakses Pada Hari Senin
16 Februari 2015 Pukul 12.45
Diakses Pada Hari Senin
16 February 2015 Pukul 13.00
0 Response to "Makalah Sifat Fisika Tanah"
Post a Comment